Tampilkan postingan dengan label Islam & Muslimah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam & Muslimah. Tampilkan semua postingan

Siapa yang kamu cintai ?

Imam Ibn Qayyim al-jauziyah mengutip sebuah riwayat yang menceritakan bahwa suatu saat ketika Rasulullah Salallahu‘alaihi wasallam sudah bersiap-siap untuk mengerjakan shalat jamaah bersama para sahabat, tiba-tiba ada yang menyela dan bertanya: “Ya Rasulullah, kapan datangnya hari kiamat? Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjawab dan mengisyaratkan orang tersebut untuk shalat.

Selesai shalat Nabi Muhammad mencari si penanya
Rasulullah:  “Siapa tadi yang bertanya tentang kiamat?”
Orang: “saya ya Rasulullah”
Rasulullah: “kemarilah wahai saudaraku”, sambil merangkul pundak orang tersebut Nabi Muhammad balik bertanya, “wahai saudaraku apa bekal yang telah kau siapkan untuk menghadapi kiamat?”

Ganti orang tersebut yang tersipu dan kemudian mengatakan, “Ya Rasulullah, salatku belum khusu’, puasaku mungkin kurang berkualitas, tetapi ya Rasulullah aku sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya”.

Kemudian Nabi Muhammad menjawab, "kalau begitu kelak engkau akan bersama dengan yang engkau cintai”.

Lantas siapakah yang kita cintai? Mungkin banyak orang yang mudah bilang aku cinta Allah dan Rasulullah… jika orang yang ada di cerita atas adalah kita, dan seandainya Rasulullah bertanya “wahai saudaraku apa buktinya jika engkau mencintai Allah dan aku?” (mungkin saya tiba-tiba hening)

Dalam kisah yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga pernah bersabda dengan kalimat yang semakna

 “Seseorang itu bersama orang yang dicintainya pada hari kiamat.”

Begini atas dasarnya

Begini dasarnya mengapa kita harus berbuat baik. Salah satu ayat yang menyejukkan yang mencerminkan islam penuh kedamaian di dalamnya, yaitu diperintahkan untuk berbuat baik kepada Tuhan yang menciptakan dan kepada manusia sesama makhluk ciptaan.  

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri" (QS: An-nisa' 36)



Tes saja

Kalau ada orang yang meminta-minta dengan keadaan pakaian yang lusuh, kotor, dan tidak menarik, tetapi saya tidak sedang bertanya apakah mereka pura-pura ataukah memang benar adanya...
yang sedang ingin ditanyakan adalah ketika kita ingin memberi, sudahkah pemberian tersebut memang pertama kita persembahkan karena Allah?
Karena Allah suka dengan orang-orang yang mengasihi sesama terutama kepada orang fakir, miskin dan anak-anak yatim. Ada kan di dalam Al-qura'an dalilnya, tinggal ketulusan yang kita punya saja untuk dites apakah kita memberinya karena Allah atau karena yang lainnya
karena ga enak jika tidak memberi ?
karena ada recehan ?
karena kasihan ?
karena itung-itung pernah sedekah?
atau mungkin ada yang ingin menambahkan karena unsur sosial lainnya?

Hmh... semua itu baik... baik banget... tetapi ketika kita mengerjakannya untuk Allah maka kita harusnya inginnya memberi yang terbaik. Adapun kalau yang kita beri dapat tertolong atau berakibat baik lainnya, itu hanya salah satu kuasa Allah yang ditunjukkan bukan kuasa kita, kita hanya berbuat apa yang disukai Allah biar Allah yang mengatur segalanya sehingga hati kitapun selalu dalam keadaan sukacita. Bahkan untuk Allah adalah niat awal yang harus ditata. Kenapa gitu?
Seperti yang dibilang Ibnu Qayyim "Andaikan kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepada-Nya". jadi jika kita sudah bilang ini "untuk Allah" maka kita sedang berhadapan dengan Tuhan yang kita cintai.
Ya Allah yang maha Penyayang yang juga menciptakan rasa sayang, begitulah kalau kita memberikan sesuatu ke orang yang kita sayangi pasti inginnya memberikan yang terbaik apalagi ngasih ke Pencipta orang yang kita sayang, tentunya harus jauh lebih baik sebisa mungkin. 
Balik lagi ke topik perbincangan tadi... 
Tes aja kalau pada saat kita ngasih ke mereka yang tadi saya bilang yang lusuh dan tidak menarik menurut mata ini... kalau di saku pas ada uang duaribuan misal yang satunya lusuh yang satunya lagi bagus. Mana yang akan kita berikan kepada mereka? Apakah kita akan mencocokan apa yang kita beri dengan keadaan seseorang, karena orangnya lusuh dikasih uangnya juga yang lusuh? dari situ kita bisa menilai niat pribadi dalam berbuat karena manusia atau karena Lillah. Tetapi jika memang apa yang diberi itu diniatkan untuk Allah apakah kita tidak malu memberikan uang yang lusuh tadi dipersembahkan untuk Tuhan kita Allah yang katanya kita cintai???

Nasehat ini terinspirasi dari kajian ustad khalid basalamah bisa disearching di youtube :)
Semoga bisa menjadi renungan apa yang sudah kita perbuat dan motivasi untuk berjalan di jalan selanjutnya.

Dia


Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri,
dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan,
dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula),
dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh).
(al An’am :59)

Kedutan, tandanya?

Sebagai orang jawa asli sering banget denger mitos2 jawa dan kadang2 bikin penasaran dengan membandingkan faktanya, nah yang sering juga saya dengar adalah kedutan, tiap kali ada yg kedutan temen2 sering ngomong berati itu tandanya ada yang lagi bicarain kita, kalau kedutannya mata sebelah kanan berati lagi dibicarain ama orang lain tentang kebaikan kita tapi kalu sebelah kiri berati lagi bicarain keburukan kita..hehehe kreatif banget ya...nah...hal tersebut juga terkadang langsung terbesit di otak saya ketika kedutan walaupun saya sendiri tidak mempercayainya tapi gara2 ga tau alasan yg logis jadi deh lsg keinget omongan2 itu, akhirnya saya menemukan jawabanya ketika saya disodorkan pak bos majalah tashfiyah. berikut penjelasannya...
kedutan bisa terjadi karena gangguan pada syaraf. kedutan adalah petunjuk bahwa tubuh mengalami kelelahan. hal ini bisa terjadi karena kurang tidur, stres, atau terlalu lama melihat di tempat yang sama. keduatan sering berlangsung dalam jangka waktu pendek-pendek. ada juga kedutan yang berlangsung lama. semua ini berkaitan dengan syaraf, semakin panjang intensitas waktu kedutan, kemungkinan besar kondisi syaraf bertambah buruk. walaupun kedutan seringkali tergolong ringan, sebaiknya jangan dianggap remeh sebelum menjadi berat. untuk mengatasinya cobalah tidur sedikitnya 7 jam setiap hari, kurangi minum kopi, kemudian kompreslah bagian yang kedutan dengan air hangat. Pantesan ni kedutan jadi sering saya alami pas dulu2 jaman masih banyak laporan ama praktikum hehehe...o...
Semoga penjelasan saya yang sedikit ini bisa membantu kaum muslim dalam menghapus mitos2 yang tidak berlandas tersebut dan menjadikan kita sebagai hamba yang menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah. ok ok sampai jumpa di tulisan selanjutnya insyaAllah...


Tidak Ada Keraguan UntukNYA

Bagi kaian masyarakat perikanan mungkin tidak asing lagi melihat keanekaragaman hayati laut yang membuat kita tercengang begitu Maha Besarnya sang Pencipta ini, begitu banyak makhluk hidup yang tinggal di dunia ini yang punya kehidupan juga yang punya hak juga untuk disayangi dengan berbagai jenis, ada yang memiliki dua kaki ada yang berjalan dengan empat kaki atau bahkan ada yang berjalan dengan menggunakan perutnya, dan begitulah Maha Beasr Alloh yang tidak kehabisan akal untuk menciptakan berjuta-juta bahkan tak terhingga jenis modifikasi organ pada makhluk hidupnya dan mereka itu hidup dan tau terimakasih pada PenciptanNya.
“dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (An-nuur: 45)
Jadi kita manusia ini tidak ada apa-apanya….serba keterbatasan ini….kita tidak dapat mendengar bagaimana suara tanaman-tanaman itu bertasbih kepada Alloh, kita tidak dapat makna dari suara-suara hewan yang menyeru nama Alloh, atau bahkan gunung dan langitpun juga ikut bertasbih kepada sang Pemilik nyawa ini, bayangkan saja jika kita mendengar suara-suara apa yang ada di bumi ini bertasbih kepada Alloh mungkin kita  menangis, menangis, subhanalloh maha suci Alloh……………….
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-hadiid:1)

Bingung Tentang Larangan Haid?

Tulisan ini terinspirasi dari pertanyaan-pertanyaan adek tingkat, adek kostan ataupun juga temen-temenku dan kadang aku juga sendiri yang suka bingung sendiri
Pertanyaan yang sering ditanyakan ke aku kalau lagi ngobrolin tentang haidh adalah :
  1. Kenapa sih kalau wanita lagi haidh itu ndak boleh potong kuku ?
  2. Sebenernya boleh apa tidak sih wanita itu masuk masjid?
  3. Kalau lagi haidh boleh baca Al-ma’sturat ndak? 


Berikut saya tuliskan penjelasan tentang larangan haidh dari sumber-sumber yang inyaAllah sahih dan bisa jadi prinsip kita dalam menguraikan kenapa kita pilih yang ini atau yang itu

Untuk larangan yang memotong kuku itu saya pribadi belum pernah membaca ataupun mendapatkan kajian bahwa islam melarang memotong kuku pada saat haid, jadi karena islam itu yang bersumber dan Al-qur’an dan Assunnah jadi kita mengikuti apa-apa yang diatur saja di dalamnya selain itu dari kalangan ulama juga saya belum pernah menemui larangan terbut.
Untuk masuk masjid ada yang bingung karena ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya aku tidak menghalalkan masjid kepada wanita yang haidh dan orang yang junub.”
Dalam permasalahan ini ada perselisihan pendapat di kalangan ulama, ada yang mengatakan boleh dan ada pula yang berpendapat tidak boleh. Kata Imam Asy Syaukani: “Zaid bin Tsabit berpendapat boleh bagi wanita haidh masuk ke dalam masjid kecuali bila dikhawatirkan darahnya menajisi masjid.”
Al Imam Al Khaththabi menghikayatkan kebolehan ini dari Malik, Asy Syafi`i, Ahmad dan Ahlu dzahir. Sedangkan yang berpendapat tidak boleh adalah Sufyan dan Ashabur Ra’yi, dan pendapat ini yang masyhur dari madzhabnya Al Imam Malik.”
Namun yang kuat dari pendapat yang ada, wallahu ta‘ala a‘lam bisshawwab, wanita haidh dibolehkan masuk masjid. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Hazm dalam kitab beliau Al Muhalla (2/184-187), karena tidak ada dalil yang telah bersabda :menunjukkan larangan akan hal ini, sementara Rasulullah “Sesungguhnya orang mukmin itu tidaklah najis.” (HR. Al Bukhari no. 283 dan Muslim no.371). Ada seorang wanita hitam. Di masa hidupnya Rasulullah bekas budak yang biasa membersihkan masjid Nabi dan ia memiliki tenda di dalam masjid. Sebagai seorang wanita tentunya ia mengalami haidh namun tidak didapatkan adanya perintah Rasulullah agar dia keluar dari masjid ketika masa haidhnya. (Haditsnya disebutkan Al Imam Al Bukhari dalam Shahihnya no. 439).
Sementara hadits yang dibingungkan di atas adalah hadits yang dha’if (lemah), dijelaskan pula oleh Ibnu Hazm sisi kelemahan hadits ini, sebagaimana dalam Al Muhalla. Demikian pula Asy Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah (118-119).
Baru-baru ini juga ada yang tanya ke saya mengenai boleh tidaknya baca dzikir pagi dan sore atau Al-ma’tsurat itu, maka tidak diragukan lagi bahwa sangat boleh karena wanita pada saat haid itu sudah tidak solat sehingga sangat berpeluang sekali terhadap godaan hawa nafsu dan juga syaitan. Sehingga dzikir pagi dan sore itu malah memang seharusnya dilakukan seperti yang disabdakan oleh nabi Muhammad
Adalah Nabi muhammad berdzikir kepada Allah pada setiap keadaannya.” (HR. Al-Bukhari Muslim). Al-Imam An-Nawawi berkata: “Hadits ini merupakan dasar dibolehkannya berdzikir kepada Allah dengan bertasbih, bertahlil, bertakbir, bertahmid dan dzikir-dzikir semisalnya. Hal ini boleh menurut kesepakatan kaum muslimin.” (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 3/290). Dalam Al-Majmu’ (2/189), beliau juga menyatakan adanya kesepakatan kaum muslimin tentang bolehnya orang junub dan haid.

Dan berikut adalah Larangan-larangan di waktu wanita sedang mengalami haidh
Shalat dan puasa
Kalau larangan yang pertama ini kayaknya udah pada paham semua, tapi ndak ada salahnya kita simak juga bagaimana pedomannya. Berdasarkan hadits Aisyah radliallahu’anha, ketika ada yang bertanya kepadanya: "Apakah salah seorang dari kami harus mengqadla shalatnya bila telah suci dari haid ?" Aisyah pun bertanya dengan nada mengingkari: "Apakah engkau wanita Haruriyah? Kami dulunya haid di masa Nabi shallallahu alaihi wasallam. Beliau tidak memerintahkan kami untuk mengganti shalat". (HR. Bukhari no. 321) Dalam riwayat Muslim Aisyah mengatakan: "Kami dulunya ditimpa haid maka kami hanya diperintah mengqadha puasa dan tidak diperintah untuk mengqadha shalat". (HR. Muslim no. 69)
Thawaf di Baitullah
Wanita haid diharamkan untuk thawaf di Ka`bah baik thawaf yang wajib maupun yang sunnah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada Aisyah radliallahu anha yang ditimpa haid saat sedang melakukan amalan haji : "Lakukanlah semua yang diperbuat oleh orang yang berhaji. Namun jangan engkau thawaf di Ka`bah hingga engkau suci" (HR. Muslim). Adapun amalan haji yang lain seperti sa`i, wuquf di Arafah, dan sebagainya tidak ada keharaman untuk dikerjakan oleh wanita yang haid.
Jima’ (bersetubuh)
Diharamkan bagi suami untuk menggauli istrinya yang sedang haid pada farji (kemaluannya) dan diharamkan pula bagi istri untuk memberi kesempatan dan memperkenankan suaminya untuk melakukan hal tersebut. Karena Allah ta`ala berfirman: "…maka jauhilah (tidak boleh jima`) oleh kalian para istri ketika haid dan janganlah kalian mendekati mereka (untuk melakukan jima`) hingga mereka suci". (Al Baqarah: 222)
Selain jima`, dibolehkan bagi suami untuk melakukan apa saja terhadap istrinya yang sedang haid karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Perbuatlah segala sesuatu kecuali nikah (yakni jima`)". (HR. Abu Daud no. 2165, dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah).
Talak
Ketika istri sedang haid, haram bagi suaminya untuk mentalaknya berdasarkan firman Allah ta`ala:
"Wahai Nabi, apabila kalian hendak menceraikan para istri kalian maka ceraikanlah mereka pada saat mereka dapat (menghadapi) iddahnya…". ( Ath Thalaq: 1). Ibnu Abbas radliallahu’anhuma menafsirkan: "Tidak boleh seseorang menceraikan istrinya dalam keadaan haid dan tidak boleh pula ketika si istri dalam keadaan suci namun telah disetubuhi dalam masa suci tersebut. Akan tetapi bila ia tetap ingin menceraikan istrinya maka hendaklah ia membiarkannya (menahannya) sampai datang masa haid berikutnya lalu disusul masa suci, setelah itu ia bisa menceraikannya". (Tafsirul Qur'anil Adhim 4/485)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menyebutkan: "Ada tiga keadaan yang dikecualikan dalam pengharaman talak ketika istri sedang haid (yakni boleh mentalaknya walaupun dalam keadaan haid):
Pertama, apabila talak dijatuhkan sebelum ia berduaan dengan si istri atau sebelum ia sempat bersetubuh dengan si istri setelah atau selama nikahnya. Dalam keadaan demikian tidak ada `iddah bagi si wanita dan tidak haram menceraikannya dalam masa haidnya. Kedua, apabila haid terjadi di waktu istri sedang hamil karena lamanya `iddah wanita hamil yang dicerai suaminya adalah sampai ia melahirkan anak yang dikandungnya bukan dihitung dengan masa haidnya. Allah ta`ala berfirman : "Wanita-wanita yang hamil masa iddahnya adalah sampai mereka melahirkan anak yang dikandungnya". (Ath Thalaq: 4) Ketiga, apabila talak dijatuhkan dengan permintaan istri dengan cara ia menebus dirinya dengan mengembalikan sesuatu yang pernah diberikan suaminya atau diistilahkan khulu`.
Hal ini dipahami dari hadits Ibnu Abbas radliallahu’anhuma dalam shahih Bukhari. Disebutkan bahwasanya istri Tsabit bin Qais bin Syamas datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam lalu menyatakan keinginannya untuk berpisah dengan suaminya. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam menyuruhnya untuk mengembalikan kebun yang pernah diberikan kepadanya dan memerintahkan Tsabit untuk menerima pengembalian tersebut dan menceraikan istrinya. Dalam hadits ini Nabi sama sekali tidak menanyakan kepada wanita tersebut apakah ia dalam keadaan haid atau tidak.
Sumber dari majalah Asysyariah

Jadikan Istirahat Kita Bernilai di Sisi Allah

Begitulah islam yang sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan yang mengatur perkara yang kecil atau remeh dipikir sampai yang besar dan berat dipikir maka islam adalah solusinya. Maka tidurpun dalam islam juga diatur dan percayalah apa yang diperintahkan itu akan membawa kemaslahatan yang kembali kepada diri kita sendiri. Hidup memang sebuah pengorbanan dan perjuangan. Berjuang dan berkorban adalah sesuatu yang melelahkan dan memberatkan, dan ketika lelah tentu butuh ketenangan dan istirahat. Namun tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan ini semua. Ada yang hanya bisa beristirahat satu atau dua jam saja setiap harinya. Hidupnya dipenuhi dengan aktivitas dan kesibukan yang luar biasa. Sehingga, kesempatan beristirahat merupakan sebuah kenikmatan dan kasih sayang Allah yang mesti kita syukuri. Namun di masa kini, manusia dihadapkan pada pola hidup yang menuhankan materi. Hidup di dunia seolah-olah hanya untuk mencari uang atau materi. Manusia diposisikan sebagai alat produksi yang senantiasa dituntut “produktif”. Dengan kata lain, segala aktivitas harus ada timbal baliknya secara materi. Pekerjaan adalah no. 1, sementara keharmonisan keluarga, interaksi sosial dengan masyarakat, adalah nomor kesekian. Walhasil, manusia pun tak ubahnya seperti robot.
Allah  menjelaskan di dalam Al-Qur`an:
وَخُلِقَ اْلإِنْسَانُ ضَعِيْفًا
“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah.” (An-Nisa`: 28)
Dan karena kelemahan itu, Allah Maha Bijaksana di dalam menentukan waktu kehidupan bagi mereka. Allah menjadikan malam dan siang memiliki hikmah tersendiri. Dan adanya malam dan siang itu menunjukkan kasih sayang Allah  terhadap hamba-hamba-Nya dan manakah dari hamba-Nya yang mau mensyukurinya?
Allah berfirman:
هُوَالَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِيْ ذَلِكَ لآيَاتِ لِقَوْمِ يَسْمَعُوْنَ
“Dialah yang telah menjadikan malam bagi kalian supaya kalian beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kalian mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (Yunus: 67).
Dan masih banyak lagi ayat yang semakna dengan di atas. Semuanya menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah  terhadap hamba-hamba-Nya dan bahwa Allah telah melimpahkan kepada kita segala yang kita butuhkan dalam pengabdian dan ibadah kepada Allah. Namun mengapa kebanyakan manusia ingkar kepada-Nya?
Dan seringkali kita berkeinginan agar tidur sebagai salah satu bentuk istirahat saja dari kelelahan-kelelahan setiap harinya bukan sebagai media untuk bertambahnya ketundukan kita kepada Allah  dan rasa syukur kita kepada Sang pemberi nikmat ini.. Allah melalui lisan Rasul-Nya Muhammad telah mengajarkan kepada kita beberapa adab di dalam tidur dan semoga kita bersama-sama berusaha mencontohnya. Dan ini bukanlah hal yang ribet J karena akan lebih ribet lagi jika kita tidur tanpa mengingat Allah sementara pada saat itu adalah giliran kita tidur untuk selama-lamanya.
1.      Berwudhu Sebelum Tidur
Termasuk Sunnah Rasulullah adalah berwudhu sebelum tidur. Hal ini bertujuan agar setiap muslim bermalam dalam keadaan suci, sehingga bila ajalnya datang menjemput diapun dalam keadaan suci. Dan sunnah ini menggambarkan bentuk kesiapan seorang muslim untuk memenuhi panggilan kematian dalam keadaan suci hatinya. Dan jelas bahwa kesucian hati lebih diutamakan daripada kesucian badan. Dan sunnah ini juga akan mengarahkan pada mimpi yang baik dan menjauhkan diri dari permainan setan yang akan menimpanya.
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ
وُضُوْئَكَ لِلصَّلاَة
Dari Al-Bara` bin ‘Azib z, berkata: “Rasulullah n bersabda kepadaku: ‘Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah kamu sebagaimana wudhumu untuk shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 6311 dan Muslim no. 2710).
2.     Mengibas (Membersihkan) Tempat Tidurnya
Satu dari sekian sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah yang berkaitan dengan adab tidur adalah mengibas tempat tidur. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi sesuatu yang membahayakan diri seperti binatang berbisa, baik ular, kalajengking, dan sebagainya. Ini dilakukan tidak dengan tangan langsung, supaya terhindar dari sesuatu yang mengotori sekiranya terdapat najis atau kotoran. (Lih. Syarah Shahih Muslim, 9/38 dan Fathul Bari, 11/143)
Rasulullah bersabda:
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضُ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لاَيَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ
“Apabila salah seorang dari kalian beranjak menuju tempat tidurnya maka hendaklah dia mengibas (membersihkan) tempat tidurnya karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.”( HR. Al-Bukhari no. 6320 dan Muslim no. 2714).
3.     Tidur di Atas Lambung Sebelah Kanan
Kesempurnaan Islam adalah sebuah keistimewaan yang diberikan kepada umat Rasulullah dan menunjukkan keutamaan mereka atas umat-umat terdahulu. Sungguh merugi bila akal, perasaan, adat istiadat, ajaran nenek moyang dijadikan sebagai hakim atas kesempurnaannya. Segala perintah, larangan dan bimbingan yang ada di dalamnya adalah demi kemaslahatan manusia. Akan tetapi berapa banyak dari mereka yang mau menerima bimbingan? Yang ingkar lebih banyak daripada yang beriman, dan yang menentang lebih banyak daripada yang taat, dan yang menolak lebih banyak dari yang menerima.
Hikmah yang terkandung dalam bimbingan Rasulullah untuk tidur di atas lambung kanan adalah lebih cepat untuk terjaga (bangun), jantung bergantung ke arah sebelah kanan sehingga tidak menjadi berat bila ketika tidur.
Ibnul Jauzi berkata: “Cara seperti ini sebagaimana telah dijelaskan ilmuwan-ilmuwan kedokteran sangat berfaedah bagi badan. Mereka mengatakan: ‘Mereka mengawali sesaat tidur di atas lambung sebelah kanan karena akan menurunkan makanan, dan tidur di atas lambung kiri akan menghancurkannya dan dikarenakan hati terkait dengan pekerjaan lambung.” (Lih. Fathul Bari, 11/115)
Rasulullah  bersabda:
ثُمَّاْ اضْطَجِعْ عَلَى  شِقِّكَ لأَيْمَنِ 
“Lalu tidurlah di atas lambungmu yang kanan.”( HR. Al-Bukhari no. 6311 dan Muslim no. 2710).
4.     Meletakkan Tangan di Bawah Pipi
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنَ اللَّيْلِ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ
“Adalah Rasulullah apabila beliau tidur di malam hari, beliau meletakkan tangan beliau di bawah pipi.”( HR. Al-Bukhari no. 6314).
5.     Berdoa Sebelum Tidur
كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ: اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
“Rasulullah apabila akan tidur beliau berdoa: ‘Ya Allah, dengan menyebut nama-Mu aku hidup dan dengan menyebut namamu aku mati (tidur).”( HR. Muslim (no. 2711)).
6.     Membaca Dzikir-dzikir Tidur
Dzikir-dzikir tidur yang ada dan shahih riwayatnya dari Rasulullah n sangatlah banyak, dan buku-buku yang ditulis dalam masalah ini bertebaran di tengah kaum muslimin. Di antara dzikir-dzikir tersebut adalah:
a.   Membaca ta’awwudz dan meniup telapak tangan lalu mengusapkannya ke seluruh anggota tubuh. Hal ini berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim:
 أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ نَفَثَ فِي يَدَيْهِ وَقَرَأَ بِالْمُعَوِّذَاتِ وَمَسَحَ بِهِمَا جَسَدَهُ
“Adalah Rasulullah apabila beliau akan tidur beliau meniup kedua tangan beliau dan membaca mu’awwidzat (ayat-ayat perlindungan) lalu mengusap dengan itu seluruh jasadnya.”( HR. Al-Bukhari no. 6319, Muslim, Abu Dawud no. 5057, Ibnu Majah, dan Ahmad no. 23708 dari shahabat ‘Aisyah).
Apa yang dimaksud dengan ayat-ayat perlindungan? Dan bagaimana tatacaranya yang dipraktekkan Rasulullah? Telah dijelaskan dalam riwayat Abu Dawud (no. 5057) tentang yang dimaksud dengan doa perlindungan dan tatacaranya, yaitu:
“Dari ‘Aisyah, bahwa Nabi apabila menuju tempat pembaringan pada setiap malam, beliau menghimpun kedua telapak tangan beliau kemudian meniupnya dan membaca Qul Huwallahu Ahad dan Qul A’udzubirabbil Falaq dan Qul A’udzubi Rabbi An-Nas kemudian dia mengusap seluruh tubuh beliau, dan beliau memulai dari kepala kemudian wajah dan bagian depan jasad dan beliau lakukan hal itu tiga kali.”( Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Abu Dawud no. 4228).
b.     Membaca takbir, tahmid dan tasbih 33 kali.
Al-Imam Al-Bukhari mengatakan:
Muhammad bin Basysyar telah bercerita kepadaku: Ghundar telah menceritakan kepada kami: Syu’bah telah menceritakan kepada kami dari Al-Hakam: Aku telah mendengar Ibnu Abi Laila berkata: “‘Ali telah menceritakan kepadaku bahwa Fathimah mengeluhkan apa yang beliau dapati (berupa bekas pada tangan beliau) karena menumbuk (tepung). Kemudian dibawakan kepada Nabi seorang tawanan dan aku segera mendatangi Nabi n. Akan tetapi aku tidak menjumpainya dan beliau menjumpai ‘Aisyah lalu Fathimah menceritakan (hajatnya) kepada ‘Aisyah. Ketika Rasulullah datang, ‘Aisyah memberitahukan tentang kedatangan Fathimah kemudian Rasulullah mendatangi kami sedangkan kami telah tidur. Lalu aku berusaha bangun, beliau berkata: “Tetaplah kalian di tempat kalian.” Lalu beliau duduk di antara kami, dan aku (kata Fathimah) merasakan dingin kedua kaki beliau dan beliau bersabda: “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta kepadaku yaitu bila kalian akan tidur bertakbirlah 34 kali, bertasbih 33 kali, dan bertahmid 33 kali lebih baik bagi kalian dari pada memiliki pembantu (budak).”
c.      Membaca doa di bawah ini:
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ نَامَ عَلَى شِقِّهِ اْلأَيْمَنِ ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْك        وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ. وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَالَهُنَّ ثُمَّ مَاتَ تَحْتَ لَيْلَتِهِ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ

Dari Al-Bara` bin ‘Azib, berkata: Adalah Rasulullah apabila beliau menuju tempat pembaringan, beliau tidur di atas lambung sebelah kanan kemudian berdoa: “Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu dan aku hadapkan wajahku kepada-Mu dan aku serahkan semua urusanku kepada-Mu dan aku bentangkan punggungku di hadapan-Mu dengan penuh harapan dan rasa takut dari-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan (meminta) keselamatan melainkan kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau telah turunkan dan Nabi yang Engkau telah utus”, dan Rasulullah bersabda: “Barangsiapa mengatakannya lalu dia meninggal pada malam itu maka dia meninggal di atas fitrah.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari no. 6315 dan Muslim no. 2710).
d.     Membaca doa di bawah ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ، ثُمَّ يَقُولُ بِاسْمِكَ رَبِّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَارْحَمْهَا وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Dari Abu Hurairah, berkata: “Rasulullah bersabda: Apabila salah seorang dari kalian menuju tempat tidurnya, hendaklah dia mengibasnya dengan bagian dalam kainnya, karena dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi kemudian. Lalu dia berdoa: ‘Dengan menyebut nama-Mu wahai Rabb, aku meletakkan lambungku dan karena-Mu pula aku mengangkatnya dan jika Engkau mencabut ruhku maka rahmatilah dia, dan jika Engkau melepaskannya (untuk hidup) maka jagalah dia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang shalih’.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari no. 6320 dan Muslim no. 2714).
Wallahu a’lam.
Lebih lengkap di www.asysyariah.com.

Dari diskusi kecil yang membuat saya mencari seorang dokter masuk islam karena QS an-Nisa : 56

Selalu pada malam itu di ruangan itu jika dalam keluarga kita lengkap anggotanya maka selalu terjadilah diskusi kecil karena selalu ada saja yang menstimulus untuk bercerita ataupun membagi pengalaman-pengalaman yang masing-masing kita alami. Malam itu ada yang menarik dari cerita ayah saya yang mendapatkan cerita dari temannya yang bercerita bahwa ketika orang dioperasi maka daging yang ada di dalamnya tidak akan terasa sakit jika dibandingkan dengan sakitnya kulit karena pusat kepekaan itu pada kulit. Bahakan sebelum manusia meneliti tentang kulit Allah sudah berfirman dalam

QS an-Nisa : 56 "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kulit mereka hangus, Kami ganti mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. "
Satu ayat ini juga telah membuat seorang Profesor Tejatat Tejasen, Ketua Jurusan Anatomi di Chiang Mai, Universitas Thailand yang sebelumnya Dekan Fakultas Kedokteran di Universitas yang sama mengucapkan kalimat "Laa illaha illallah Muhammad Rasul Allah." Sayapun tertarik untuk mencari bagaimana kisahnya sampai beliau bisa masuk islam. Berikut adalah kisahnya:
Beliau menghadiri sebuah kuliah tertulis Profesor Keith Moore tentang kecocokan antara embriologi modern dengan apa yang tertulis di dalam al-Quran dan Sunnah yang diadakan di Riyadh. Dan pada saat itu Profesor Teja sen ditanayai tentang Profesor Keith Moore jika dia tahu, dia menjawab bahwa dia tentu tahu Profesor Moore dan menambahkan bahwa Profesor Moore adalah salah satu ilmuwan dunia yang terkenal dalam bidangnya. Ketika Profesor Tejasen mempelajari artikel tersebut, dia juga sangat heran. Beliau diberi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan keahliannya. Salah satu pertanyaan itu menyinggung tentang penemuan terbaru dalam hal dermatologi tentang sifat-sifat kulit sebagai salah satu alat panca indera. Dinyatakan kepada Profesor Tejasen: "Anda akan tertarik untuk mengetahui isi kitab ini, kitab al-Quran, sebagai referensi pada 1400 tahun yang lalu yang menyinggung tentang persoalan hukuman bagi orang yang tidak beriman atau kafir yaitu akan masuk neraka yang dipenuhi api.
Dalam hal ini dinyatakan bahwa ketika kulit mereka mengalami kerusakan, Allah membuat kulit lain untuk mereka sehingga mereka merasakan hukuman balasan di dalam neraka itu. Ini menunjukkan pengetahuan tentang bagian terakhir dari urat syaraf dalam kulit. Pengetahuan tentang perasaan kulit ini telah diketahui lama sebelumnya, sebab hal ini dikatakan jika seseorang berbuat salah, kemudian dia akan dihukum dengan menghanguskan kulitya dan kemudian AIlah akan menggantinya dengan kulit baru, yang menutupi mereka agar mereka tahu bahwa dia disiksa kembali. Hal ini berarti mereka tahu beberapa tahun lalu bahwa rangsangan perasaan sakit pasti ada di kulit, sehingga mereka akan diganti dengan kulit yang baru. Kulit adalah pusat kepekaan luka bakar. Oleh karena itu, jika kulit terbakar api seluruhnya, akan kehilangan kepekaannya. Dengan berdasar alasan inilah maka Allah akan menghukum orang-orang kafir di hari kiamat dengan mengembalikan kulit mereka ke keadaan semula secara terus menerus, sebagaimana Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia berfirman dalam al¬Quran surat an-Nisa : 56.
Kemudian beliau ditanyai lagi kepadanya "Apakah mungkin ayat-ayat al-Quran ini datang dari Nabi Muhammad SAW dari sumber manusia?" Profesor Tejasen mengakui bahwa ayat-ayat al-Quran tidak mungkin bersumber dari manusia. Akan tetapi dia masih menanyakan tentang sumber ilmu pengetahuan itu dan dari mana Nabi Muhammad kemungkinan menerima ayat-ayat itu? Lalu dijawab: "Dari Allah, Yang Maha Agung dan Maha Mulia." Kemudian dia bertanya: "Siapakah Allah itu?" dijawabnya lagi: "Dia adalah pencipta semua yang ada di jagat raya ini, jika anda mendapatkan kebijakan kemudian hal ini hanya datang dari satu-satunya Yang Maha Bijaksana, jika anda menemui pengetahuan dalam pembuatan alam semesta ini, Dialah pencipta alam semesta, satu ¬satunya Yang Maha Mengetahui. jika Anda mendapatkan kesempurnaan komposisi ciptaan-Nya, inilah bukti bahwa Dialah Yang Maha Sempurna. Dan jika Anda mendapatkan kemurahan hati kemudian memberikan kesaksian ini pada kenyataan bahwa penciptaan itu dimiliki sebagai satu kesatuan tata tertib dan menghubungkan bersama dengan kuat, kemudian inilah bukti bahwa inilah ciptaan Sang Pencipta, Allah Yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Profesor Tejasen setuju dengan apa yang telah diterangkan kepadanya selama dia mengikuti perkuliahan.
Dia kembali ke negaranya di mana dia menyampaikan beberapa perkuliahan tentang pengetahuan barunya dan penemuannya. Kami telah memberikan informasi kepada lima orang mahasiswa yang kemudian masuk Islam sebagai hasil dari perkuliahan ini.
Pada saat Konferensi Kedokteran ke-5 yang diselengagrakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikui seri perkuliahan tentang tanda-tanda kedokteran dalam al-Quran dan Sunnah. Profesor Tejasen menghabiskan empat hari dengan beberapa perkuliahan, Muslim dan non-Muslim, membicarakan tentang fenomena di dalam al-Quran dan Sunnah. Pada sesi akhir itu, Profesor Tejasen berdiri dan berkata: "Pada hari ketiga tahun-tahun terakhir ini, saya menjadi tertarik mempelajari Al-Quran yang mana Syeikh Abdul Majid az-Zindani berikan kepada saya. Tahun lalu, saya mendapati tulisan Profesor Keith Moore terakhir dari Syeikh. Dia meminta saya menerjemahkan ke dalam bahasa Thai dan memberikan sedikit kuliah kepada Muslim di Thailand. Saya telah memenuhi permintaannya. Anda dapat melihatnya dalam video tape yang saya berikan kepada Syeikh sebagai sebuah hadiah. Dari penelitian saya dan apa yang saya pelajari secara keseluruhan dalam konferensi ini, saya percaya bahwa semuanya yang telah tertulis di dalam Al-¬Quran pasti sebuah kebenaran, yang dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. Sejak Nabi Mubammad SAW yang tidak dapat membaca maupun menulis pastilah Muhammad seorang utusan yang menyiarkan kebenaran yang diturunkan kepadanya sebagai seorang yang dipilih oleh Sang Pencipta. Pencipta ini pasti Allah atau Tuhan. Oleh karena itu, saya berfikir inilah saatnya saya mengucapkan kalimat "Laa illaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah) Muhammad Rasul Allah (Muhammad adalah utusan Nya). " Saya tidak hanya belajar dari pengetahuan ilmiah selama konferensi itu, tetapi juga kesempatan yang bagus bertemu dengan beberapa ilmuwan baru dan bertemu dengan mereka sebagai sesama peserta. Hal yang paling berharga yang saya peroleh ketika datang ke konferensi ini adalah saya mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasul Allah," dan saya menjadi seorang Muslim. Kebenaran itu datangnya dari Allah sebagaimana firmannya di dalam al-Quran: "Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menyuruh (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkara lagi Maha Terpuji. " (QS Saba': 6)

Kram Saat Menstruasi ? Katanya Sangat Menyakitkan!

      Pengalaman yang tidak mengenakkan pastinya bagi kaum perempuan, bahkan akan merubah semua jadwal kegitanmu yang sudah kamu planning sendiri hanya karena untuk meringkuk sambil menekan perut. Bener-bener sangat mengganggu, tetapi memang rasa sakit yang dialami antara satu orang dengan orang yang lainnya beda-beda bahkan ada yang belum pernah mengalami kram saat haid saya sendiri Alhamdulillah jarang merasakannya. Hal ini dikarenakan pola kebisaan hidup yang berbeda-beda, namun yang sering ditemukan rata-rata mahasiswi hampir pernah mengalaminya, karena kebanyakan mahasiswi itu sudah jarang banget untuk berolahraga, pola makanannya jarang diperhatikan apalagi kalau sudah dilanda kesibukan cenderung asal makan tanpa melihat efek kesehatan serta kesibukan yang banyak menyebabkan otot dan saraf tegang sehingga mengakibatkan stress sehingga mempengaruhi hormon dalam tubuh kita saat menstruasi datang. Pencegahan bisa dilakukan untuk membantu agar tetap bisa beraktivitas seperti biasa, berikut adalah cara sederhana yang bia ditiru dari teamsugar.com:
1. Atur makanan sehat termasuk makan banyak sayur dan buah serta perbanyak minum air putih. Cara ini juga bisa digunakan untuk meneliti pengaruh makanan tertentu terhadap menstruasi.
2. Konsumi kalsium, magnesium dan vitamin D ekstra atau anda juga dapat menambahkan vitamin B kompleks. Mineral-mineral ini sangat penting dalam menjaga fungsi otot. Otot-otot yang lemah (misalnya uterus) cenderung mudah mengalami kram.
3. Beberapa studi ilmiah menemukan bukti bahwa xenoestrogens dan fitoestrogen biasanya merupakan penyebab kram saat menstruasi. Xenoestrogens merupakan zat yang menyerupai estrogen. Xenoestrogens bisa berupa zat-zat kimia yang terdapat pada barang-barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti lotion, shampo, serta deterjen. Sedangkan fitoestrogen adalah estrogen tumbuhan yang bisa ditemukan pada beberapa herbal. Kram bisa diatasi dengan menjauhi kedua zat ini selama menstruasi. Xenoestrogens dan fitoestrogen bisa menyebabkan kekurangn magnesium dan vitamin B. Kekuangan magnesium bisa memicu kram dan kekurangan vitamin B bisa memicu neurophaty.
4.Bisa juga relakskan otot-otot anda, misalnya dengan menggunakan minyak lavender saat mandi.
5. Mandi air hangat atau mendekatkan botol diisi air hangat ke perut dan punggung bagian bawah juga bisa membantu.
6. kram perut tak perlu dikuatirkan karena fluktuasi hormon membuat tubuh kita bereaksi. Adalah hormon prostaglandin yang memicu kontraksi pada rahim kita, jelas Susan Brill, MD., direktur dari Saint Peter’s University Hospital. Brill juga menyebutkan, hormon prostaglandin juga membuat usus kita berkontraksi sehingga menyebabkan diare dan mual. Olahraga sebelum menstruasi dapat melenturkan otot-otot perut kita. Sehingga bisa meminimalisir kontraksi rahim pada saat hormon prostaglandin memuncak.
7. Hindari berdiri untuk jangka waktu lama jika punggung bawah Anda sakit.
8. Anda juga bisa memijat punggung bagian bawah untuk meredakan ketegangan dan mengurangi rasa sakit.