Siapa yang kamu cintai ?

Imam Ibn Qayyim al-jauziyah mengutip sebuah riwayat yang menceritakan bahwa suatu saat ketika Rasulullah Salallahu‘alaihi wasallam sudah bersiap-siap untuk mengerjakan shalat jamaah bersama para sahabat, tiba-tiba ada yang menyela dan bertanya: “Ya Rasulullah, kapan datangnya hari kiamat? Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjawab dan mengisyaratkan orang tersebut untuk shalat.

Selesai shalat Nabi Muhammad mencari si penanya
Rasulullah:  “Siapa tadi yang bertanya tentang kiamat?”
Orang: “saya ya Rasulullah”
Rasulullah: “kemarilah wahai saudaraku”, sambil merangkul pundak orang tersebut Nabi Muhammad balik bertanya, “wahai saudaraku apa bekal yang telah kau siapkan untuk menghadapi kiamat?”

Ganti orang tersebut yang tersipu dan kemudian mengatakan, “Ya Rasulullah, salatku belum khusu’, puasaku mungkin kurang berkualitas, tetapi ya Rasulullah aku sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya”.

Kemudian Nabi Muhammad menjawab, "kalau begitu kelak engkau akan bersama dengan yang engkau cintai”.

Lantas siapakah yang kita cintai? Mungkin banyak orang yang mudah bilang aku cinta Allah dan Rasulullah… jika orang yang ada di cerita atas adalah kita, dan seandainya Rasulullah bertanya “wahai saudaraku apa buktinya jika engkau mencintai Allah dan aku?” (mungkin saya tiba-tiba hening)

Dalam kisah yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga pernah bersabda dengan kalimat yang semakna

 “Seseorang itu bersama orang yang dicintainya pada hari kiamat.”

Kado terbaik

Bukankah banyak kebetulan yang sering menghampirimu, 
tetapi pada kenyataanya tidak menjadi betul...
justru kadang bahagia yang benar nyatanya itu
datang dari sesuatu yang tidak pernah kamu duga sebelumnya.
Sama seperti bahagianya saat kamu menerima kado yang dibungkus,
padahal kamu tidak tahu sama sekali apa isinya?
Begitulah karena Allah tahu melebihi diri kita sendiri
tahu bagaimana cara membahagiakan


I'm asking her to change her ways!

She is sure going to make it right
but she must through this way, and sometimes she don't know this way right or instead make fall down in blocked way
and i'm asking her to change ways
because i don't want her to be a victim of selfishness.

The way is nothing doubt
starts to follow the stream that Allah choose,
because it was tipped from Allah and will end to Allah
and she is when we in the mirror :)




Begini atas dasarnya

Begini dasarnya mengapa kita harus berbuat baik. Salah satu ayat yang menyejukkan yang mencerminkan islam penuh kedamaian di dalamnya, yaitu diperintahkan untuk berbuat baik kepada Tuhan yang menciptakan dan kepada manusia sesama makhluk ciptaan.  

"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri" (QS: An-nisa' 36)



Tes saja

Kalau ada orang yang meminta-minta dengan keadaan pakaian yang lusuh, kotor, dan tidak menarik, tetapi saya tidak sedang bertanya apakah mereka pura-pura ataukah memang benar adanya...
yang sedang ingin ditanyakan adalah ketika kita ingin memberi, sudahkah pemberian tersebut memang pertama kita persembahkan karena Allah?
Karena Allah suka dengan orang-orang yang mengasihi sesama terutama kepada orang fakir, miskin dan anak-anak yatim. Ada kan di dalam Al-qura'an dalilnya, tinggal ketulusan yang kita punya saja untuk dites apakah kita memberinya karena Allah atau karena yang lainnya
karena ga enak jika tidak memberi ?
karena ada recehan ?
karena kasihan ?
karena itung-itung pernah sedekah?
atau mungkin ada yang ingin menambahkan karena unsur sosial lainnya?

Hmh... semua itu baik... baik banget... tetapi ketika kita mengerjakannya untuk Allah maka kita harusnya inginnya memberi yang terbaik. Adapun kalau yang kita beri dapat tertolong atau berakibat baik lainnya, itu hanya salah satu kuasa Allah yang ditunjukkan bukan kuasa kita, kita hanya berbuat apa yang disukai Allah biar Allah yang mengatur segalanya sehingga hati kitapun selalu dalam keadaan sukacita. Bahkan untuk Allah adalah niat awal yang harus ditata. Kenapa gitu?
Seperti yang dibilang Ibnu Qayyim "Andaikan kamu tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepada-Nya". jadi jika kita sudah bilang ini "untuk Allah" maka kita sedang berhadapan dengan Tuhan yang kita cintai.
Ya Allah yang maha Penyayang yang juga menciptakan rasa sayang, begitulah kalau kita memberikan sesuatu ke orang yang kita sayangi pasti inginnya memberikan yang terbaik apalagi ngasih ke Pencipta orang yang kita sayang, tentunya harus jauh lebih baik sebisa mungkin. 
Balik lagi ke topik perbincangan tadi... 
Tes aja kalau pada saat kita ngasih ke mereka yang tadi saya bilang yang lusuh dan tidak menarik menurut mata ini... kalau di saku pas ada uang duaribuan misal yang satunya lusuh yang satunya lagi bagus. Mana yang akan kita berikan kepada mereka? Apakah kita akan mencocokan apa yang kita beri dengan keadaan seseorang, karena orangnya lusuh dikasih uangnya juga yang lusuh? dari situ kita bisa menilai niat pribadi dalam berbuat karena manusia atau karena Lillah. Tetapi jika memang apa yang diberi itu diniatkan untuk Allah apakah kita tidak malu memberikan uang yang lusuh tadi dipersembahkan untuk Tuhan kita Allah yang katanya kita cintai???

Nasehat ini terinspirasi dari kajian ustad khalid basalamah bisa disearching di youtube :)
Semoga bisa menjadi renungan apa yang sudah kita perbuat dan motivasi untuk berjalan di jalan selanjutnya.

Gagal?



Beberapa minggu yang lalu saya menuliskan status di Facebook dengan redaksi sebagai berikut
Kegagalan dalam Penelitian
Allah menciptakan segala sesuatu bukan dengan sia-sia bahkan debu yang sering kita caci, begitu juga dengan kegagalan yang diizinkan Allah untuk menghampiri kita. Hasil kegagalan yang sedang didapatkan memang tidak dibutuhkan di masa sekarang tapi entah di masa mendatang atau bahkan dalam waktu cepat kita bisa tahu apa manfaatnya. Bukankah semua berawal dr ketidak tahuan lalu kita pelajari, kemudian baru bisa bilang "oh ternyata ini karena xxx" "oh aku tahu sekarang kenapa xxx" "jadi ini yang dimaksud sehingga xxx" dan kalimat lain yang menunjukkan bahwa dulu kita belum tahu lalu kita memperolehnya kitapun jadi bahagia. Berhati2lah di saat itu, di saat bahagia..kenapa..? Karena bisa jadi akan mulai muncul me aku akukan "tidak sia2 usaha(ku) selama ini" oh noooo usaha kita mungkin hanya sedikit persen sementara izin Allah yg sangat berpengaruh besar... jadi teringat pesan ustad-ustad ingatlah Allah di saat lapang maka Allah juga akan ingat kamu di saat sempit titik
Begitulah... karena tidak semuanya bisa diselesaikan dengan perasaan dan kompromi, selesaikanlah dengan ilmu karena itu yang menjadikan bisa beralasan dalam pilihan dan bertahan, dan ilmu Allah meliputi segalanya. Oleh karena itu belajarlah dengan baik agar bukan kata "percuma" yang keluar di saat kita gagal.
 
Lalu setelah menuliskan itu besoknya teman-teman banyak yang tanya, penelitiannya gimana gagal dimana? hehe sebenarnya saya sedang tidak mengalami kegagalan dalam penelitian tapi mengalami kemacetan :D dan saya mah emang gitu orangnya ahaha belum tentu yang saya tulis itu yang sedang dialami... karena kadang kita bisa belajar dari banyak orang walapun bisa jadi kita tidak mengenalnya, atau mungkin pelajaran itu sebenarnya sudah lama kita terima tapi baru memahaminya. dan sebenarnya status dalam fb itu bukan hanya karena penelitian tapi segalanya cuman perumpamaan yang dekat denganku dan yang sedang saya kerjakan adalah penelitian :)

"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang Diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri" (QS: Al-hadid-23)
dan sekali lagi ini bukan kata saya yang masih sangat sedikit ilmunya tapi kata ustad-ustad yang sudah banyak ilmu dan amalnya "ingatlah Allah di saat lapang maka Allah juga akan ingat kamu di saat sempit".
“Kenalilah Allah disaat lapang, 
niscaya Allah akan mengenalimu disaat sempit.” (HR. at Tirmidzi).
 
Dan mungkin ini kesekian kalinya saya menuliskan bahwa apa yang saya tulis di sini belum tentu saya sudah sempurna melakukannya tetapi saya menulis ini juga dalam rangka intropeksi diri, karena itu ingatkanlah aku di saat kamu tahu aku sedang lalai... 
Semoga bermanfaat

Makna Kedewasaan 1

Blog ini sudah lama sekali tidak saya tengok, kebetulan besok mau pulang kampung jadi tiba-tiba saja ingin buka blog dan membaca tulisan-tulisan jadul... satu kata untuk tulisan saya di tahun tahun lalu "Alay" :D :D :D teruatama tahun 2012 itu parah banget... tapi banyak di tulisanku gambar-gambar yang hilang, justru gambar-gambar yang hilang itu hasil jepretan sendiri karena kesalahan teknis ketika nyoba menghubungkan blogger dengan aplikasi di google+, yaah hilang yaaah sudahlah karena saya ga punya waktu lagi (read:males) untuk nyari-nyari folder lama.

Tapi saya setuju kalo alay itu proses pendewasaan artinya dari kita hampir pernah mengalami masa masa tersebut sebelum di masa sekarang. Tahun 2015 ini saya ingin berbagi cerita tentang kedewasaan. Setiap dari kita mungkin punya definisi masing-masing tentang dewasa, mungkin ada yang bilang hubungannya dengan kemandirian, kebijaksanaan dan lain sebagainya. Menurut saya definisi tersebut bisa berbeda-beda karena pengalaman hidup orang juga berbeda. Hikmah yang diambilpun berbeda, seperti yang pernah saya bilang tak apalah beda karena Allah menciptakan beberapa pintu surga dan silahkan pilih lewat yang mana... Sedangkan pengalaman saya, pendewasaan itu mulai tumbuh sepertinya rasa-rasanya ketika masuk SMA, belum dewasa sih tapi mulai berfikir "berbeda" walaupun belum ketemu jawabannya. SMA kelas 1 semester 1 saat rapot dibagikan saya kaget... kenapa? karena dapat peringkat 8, sedangkan dari SD sampe SMP selalu maksimal itu peringkat 3, itupun saya belajarnya biasa aja sambil main-main, banyak mainnya malahan sampe item glingseng hehe.. sampe ayah pernah bilang "kalo maiiiin terus ayah pindahin sekolahnya" wooow itu menakutkan dan saya mulai terancam :D karena nanti ga bisa main lagi sama teman-teman lama... Gaco tau ga sih gaco yang dibuat mainan engkle permainan tradisional itu looo itu kan ada batu-batu (gaco) yang dilempar-lempar nah itu batu sakti punyaku yang selalu bikin menang, yaah jaman kecilku yang namanya batu masih wajar-wajar aja sih ga kayak sekarang ada batu ponariSweatlah dan batu2 aneh yg lagi ngehits seperti sekarang.. eh kok malah bisnis batu.. nah kalau dipindahin sekolah nanti bakalan ga bisa punya gaco lagi begitu... pikiran yang ngaco  bangeet... pokoknya waktu itu hidupku masa kecilku yang dipikirin cuman maiiinn aja... sampe nafsu makan mulai menurun dan akhirnya mulai kurus sampai sekarang hehe.. sampe tiba-tiba ayah ngasih jadwal harus ngapain mulai dari bangun tidur sampe mau tidur, dan itu jadwal ditempel di meja belajar. Apa-apaan dan aku ga pernah memperhatikan jadwal itu... itu penekanan menurutku :D jadi aku orangnya santai banget dan sebenernya malas belajar, belajar itu kalau ada perlunya saja (adik-adik di rumah jangan ditiru ya). Nah dari situ aku salah menafsirkan perintah orang tua karena pikirku peringkat 3 itu sudah baguslah tapi ortu masih membatasi jam bermainku malah ngasih jadwal begituan, berati ortu minta aku peringkat 1 kali ya... pikirku waktu itu. Nah tapi sebandel-bandelnya aku masih patuh perintah orang tualah Alhamdulillah itu mungkin juga karena pendidikan sewaktu di TPA kalo hari kamis itu pelajaran yang paling aku suka BCM (B nya lupa euy.. Cerita Menyayi) nah yang C alias diCeritain itu sukaa banget jadi mungkin aku itu yang tipe audio gitu...  ustadku selalu bercerita tentang kisah-kisah nabi, cerita-cerita teladan anak ke orang tua jadi emang bener banget pendidikan di masa kecil itu sangat-sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam menghadapi masalah-masalah di masa mendatang.

Akhirnya aku kurangin main dan belajar dan AGAK giat, kenapa agak karena belajarnya paling banter 15 menit selebihnya sering banget ketiduran di meja belajar dan itu akhirnya menjadi kebiasaan buruk, tapi setelah agak menggiatkan belajar itu berdampak sekali dari peringkat 3 langsung jadi peringkat 1 asiiik habis itu maaaiin lagi dong... setidaknya kalo dapat juara kelas kalo main-mainnya lama dan agak jauh kan jadi ga begitu diomelin hehe. Terus masih inget pas pertama peringkat1 dapat kado jam tangan aku sukaa... walaupun sebenenya aku bakal sukaa banget hadiahnya adalah aku dapat waktu main sepuasnya tapi ternayata itu hanya khayalan saja.. hehe.. Akhirnya hal tersebut berlanjut terus sampai SMP akhir, dengan kedisiplinan ortu tapi dengan keeogoisanku malah dulu sering iri sama anak-anak yang bebas bermain dimana saja dan melakukan apa saja. Sampai suatu saat saya punya keinginan untuk masuk SMA 1 atau 2 di Lamongan jadi solusinya ya harus danem yang bagus, dan karena keinginan itu saya belajar giat agar dapat danem yang bagus, dan dengan usaha giat belajar itu Alhamdulillah saya diterima di SMA 1. Bahkan sepanjang pengalaman di Sekolah sampai sekarang belajarku untuk menghadapi UN di SMP adalah belajarku yang paling giat.

Pas masuk SMA temen-temen di kelas pada pinter-pinter hiks hiks tapi aku semakin malas belajar kembali ditambah lagi waktu awal-awal SMA ga kerasan... karena aku diasramain dan alasan ortu melatih untuk mandiri, tapi kaaan.... :( .Hampir tiap hari nangis karena jauh dari ortu, padahal temen-temen ya baik-baik banget tapi ya gimana lagi aku ga terbiasa jauh dari orang tua, kalo cerita itu panjang. Balik lagi pas semester pertama aku dapat peringkat 8, kalau inget moment itu suka senyum-senyum sendiri karena setelah tau dapat peringkat 8 langsung sakit demam tinggi dan kena tifus eaaa dramatis banget ahaha... bahkan pas hari sebelum penerimaan rapot itu badanku mulai demam trus kakiku gemeteran ahaha apa-apaan sih...aku juga heran ko bisaa gitu segitunya. Biasanya paling banter dapat peringkat 3 eh pas awal SMA dapetnya peringkat 8 itu sakiiiit banget menurut saya waktu itu, sampai pada saat sakit, ayah tanya "kenapa ko sakit?" itu pertanyaan yang membingungkan, "mikir karena dapat peringkat 8 ya?" dan saat ditanya itu saya cuman diam terus nangis T_T ayah bilang "ayah sama ibuk ga pernah menuntut untuk peringkat pertama, lakukan semua itu untuk Allah" kalimat itu tiba-tiba membuatku tenang dan kalimat itu masih teringat sampai sekarang, Kalimat itulah yang membuat saya mulai "berfikir" walaupun hanya masuk ke pikiran belum masuk ke hati, karena saya cukup sering mendengar kalimat itu "lakukan semua untuk Allah" tapi masih bingung bagaimana mengaplikasikannya? mana mungkin saya sekolah, memperjuangkan peringkat itu untuk Allah, Allah ga butuh peringkat, pikir saya waktu itu.

Pulang ke rumah dari asrama itu seminggu sekali. Harusnya itu 2 minggu sekali tapi ya gitulah dengan segala ide kreatif saya juga sering naik gerbang untuk melarikan diri, banyak kisahlah di balik itu semua. Dari situ saya mulai mencoba untuk "nakal" karena terpengaruh pergaulan juga, nakalnya itu jadi sering bohong untuk mencari dan membenerkan alasan agar dibolehin pulang ke rumah. Tapi setelah bohong saya selalu menemui face to face ke ustadzahnya kalo saya bohong dan siap mendapatkan hukuman, di asrama juga tidak boleh bawa HP tapi beberapa teman dan saya juga bawa Hp dan biasanya ustadzahnya selalu bilang "ada yang bawa HP? sebelum saya geledah, silahkan diserahkan saya, juga sebelum ada hukuman" nah pas dibilang gitu saya dan teman-teman juga bohong tidak ngaku, naah yang namanya bohong itu kan ga tenang ya akhirnya aku secara diam-diam nemuin ustadzahnya untuk ngasih HPku dan sampai sekarang aku masih teringat gimana senyum ustadzah uswatun khazanah saat aku menyerahkan hp :). Jadi asramanya itu setiap habis magrib selalu ada ngajinya makanya yang jaga juga ustadzah.

Setiap berangkat dari rumah ke asrama selalu diantarkan ayah dan selalu sambil mengajakku ngobrol, bertanya dan aku juga banyak cerita, dari situ sedikit demi sedikit, dari minggu ke minggu banyak merenung dan mengerti bahwa tujuan hidup ini bukan dunia. Belum sepenuhnya memaknai "untuk Allah" tapi sudah mulai mencoba untuk lebih dekat denganNya. Dan sejak setelah kejadian jatuh sakit tifus 1 mingguan kalo ga salah gara-gara peringkat 8 lalu menemukan kata kunci "untuk Allah" saya melewati hidup selanjutnya dengan seolah-olah memulai hidup baru, perasaan saya lebih lapang, mengalir dengan ketenangan. Menurut saya itu adalah fase yang paling membahagiakan dan Alhamdulillah waktu itu bisa terjaga terus sampai di semester selanjutnya, jika dulu belajar agak lebih giat karena agar dapat peringkat pertama tapi pas setelah kejadian itu saya belajar dengan santai dibawah prinsip belajar agar Allah suka sama aku, karena Allah suka sama anak-anak yang tidak malas, karena Allah suka anak-anak yang berusaha, dan karena Allah suka anak-anak yang dapat membahagiakan orang tua. Aku ga peduli dapat peringkat berapa, kalopun dapat peringkat bagus itu hanya kado di dunia saja. Semester berikutnya pada saat rapot dibagi.. aku biasa aja seperti di awal yang sudah saya bilang saya ga peduli, karena saya sudah nyaman dengan kehidupan "baru" ini dan itu yang juga yang membuat saya mulai nyaman di asrama dan di sekolah dengan kata kunci "untuk Allah". Tapi ternyata malamnya ayah mampir ke asrama untuk memberi tahu bahwa aku dapat peringkat 4, ya Allah ternyata ayah khawatir sekali tentang aku T_T jadi malam-malam itu ayah pergi ke rumah wali kelas untuk tanya karena mungkin takut aku akan sakit lagi kalo dapat 10 besar lagi T_T aku juga heran kenapa wali kelasku juga bisa membocorkan yaa mungkin jangan-jangan ayah menceritakan keadaanku waktu itu ahaha segitunyaaa ayaaahku sayaaang.

Dan pas saya dikasih tahu kalo saya dapat peringkat 4 ortu yang senang karena aku berati kelihatanya berusaha atau yang gimana-gimana padahal justru karena the power of the word "untuk Allah" itu yang membuat tenang belajar tanpa beban dan sekalipun dapat peringakat berapa saja saya ga urus, tapi karena ortuku senang saya sayapun jadi senang. Utamakan saja urusanmu dengan Allah maka Allah akan mengurusi segala urusanmu termasuk duniawi. Dan itulah yang saya alami waktu itu Alhamdulillah Allah menjaga ketenangan hatiku dan efeknya urusan dunia yang waktu itu anak sekolahan ya masalahnya ya dunia sekolahan alhamdulillah juga lancar peringkatpun jadi 3 besar terus ikut-ikutan olimpiade2 begitulah.., tapi saya selalu merasa biasa aja karena itu hanya efek saja. Alhamdulillahnya di usia segitu saya diberi kesempatan untuk merasakan manisnya iman, dimana aku dulu iri sama anak-anak yang bebas tapi kemudian berubah menjadi andai aku dekat dengan anak-anak itu, aku ingin mengajak bersama merasakan manisnya iman itu. Apakah hal tersebut terus berlangsung sampai sekarang???. Bahkan saya menulis ini juga dalam rangka ingin membangun kembali, karena dengan menulis ini aku mengingat pelajaran di masa lalu itu dan berharap merasakan kembali nikmat tersebut. Sampai pas masuk dunia perkuliahan hal tersebut mulai meningkat lalu mengikis sedikit demi sedikit. 

Alhamdulillah sewaktu masuk kuliah di semester 2 saya mulai meninggalkan busana jahiliyah dan mulai masuk dunia rohis kampus kemudian banyak bertemu orang-orang yang sama-sama sedang mencari ilmu bekal akhirat kelak, dan ketika pulang ke rumah saya juga menjumpai ibu dan ayah nampak lebih sabar dan juga sering bermajelis di ilmu agama, dimulai dari sikap ayah yang waktu itu menurunkan semua pajangan-pajangan dinding yang bergambar makhluk bernyawa, mulai dari foto keluarga sampai pajangan yang lainnya yang berbau makhluk hidup seperti gambar-gambar hewan diturunkan semuanyaaaa, saya dan ibu tidak setuju.
Kata ayah "mau ga malaikat rahmat masuk ke rumah kita?"
saya jawab "apa hubungannya hiasan dinding dengan malaikat?"
jawab ayah "Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya (yaitu gambar makhluk hidup bernyawa)" 
saya jawab "itu hadist sahih apa engga?"
kata ayah "iya itu shahih coba tanya ke ustad2, dan jangan sampe kita tidak menyukai hadist shahih yang tidak sesuai dengan logika kita".
Yaaah walapun ibu dan aku ga setuju kalo udah ky gitu kita bisa apaaa... dalam hati sepertinya yang dibilang ayah benar, dalam logika bertentangan tapi terimkasih ayah telah tegas menjadi imam di keluarga ini, yang jelas di waktu itu saya dan orang tua seolah-olah dituntun Allah di jalan yang sama insyaAllah, artinya ketika di luar sana ada yang anaknya sedang mempelajari islam tapi ortunya tidak mendukung ada juga yang sebaiknya, dan tidak jarang juga banyak teman-teman yang curhat demikian, tapi waktu itu saya merasa Allah sedang menuntun kita bareng-bareng yang awalnya kita tidak demikian... tiba-tiba kita saling menyetujui dan saling banyak belajar tentang islam. walapun tidak jarang dari kita berbeda-beda pendapat, tapi seiring berjalannya waktu dengan berusaha menjaga kebaikan2 yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan berusaha meninggalkan juga yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Alhamdulillah kita saling bersepakat, beda pendapatpun jadi sangat minimal, entah bagaimana Allah mengatur semua itu yang jelas saya suka caraMU ya Rabb... Apakah selama itu tidak ada ujian? pasti pasti ada, tapi itu tidak sebanding dengan banyaknya kenikmatan yang diberi sampai sekarang, benar kata Allah niscaya kita tidak akan bisa menghitung nikmat-nikmat tersebut.

Hati ini begitu rapuh, sekalipun sudah pernah merasakan manisnya dan ingin merasakan kembali tapi begitulah satu kata yang membuat Rasulullah sampai beruban "istiqomah" dan itu sulit, tapi sejenak merenung masa lalu kemudian temukan apa yang membuatmu bangkit, temukan apa yang membuat hidupmu ini memiliki tujuan, lalu ingatlah selalu di saat kamu rapuh... dan bagiku "untuk Allah" adalah yang membuatku bangkit yang membuat aku memiliki tujuan hidup. Wallahua'alam

Apakah dari situ saya sudah mendapatkan makna kedewasaan? To be continue ya, jawabanya ada diujung langit (Please bukan soundtrack Dragon Ball)  :)

Kamis Manis

Kamis manis, mereka sangat manis sekali
bagaimana tidak... tawa mereka mulai mengiringi hariku kembali...
setelah hampir 2 bulan aku tidak bertemu mereka karena liburan
Ada beberapa yang berubah seperti jalanan yang dulu sangat payah secara fisik untuk ditempuh
tapi sekarang jalanan lumayan panjang sudah diperbaiki..
begitu juga dengan sekolah dengan tempat baru...
akupun dalam perjalanan kebetulan sendiri..
ada banyak murid baru Alhamdulillah
tapi ada yang tetap sama yaitu bertemu, bertatap muka, bercengkrama dan membagikan ilmu kepada mereka itu rasanya seperti lupa dengan masalah.... keluguannya, ramenya, bandelnya, kelucuannya ah... semuanya dari mereka membuat aku sedang merasa di dalam rumah yang nyaman bersama keluarga...
kalau ada orang yang bilang "susah diuraikan dengan kata-kata atau tulisan" kadang kita suka merasa lebay dengan kalimat tersebut, namun kenyataanya sekarang saya sedang merasakan itu, saya bingung bagaimana mendiskripsikan rasa bahagia itu bisa masuk dalam hati ini lewat mereka... tentunya hanya Allah yang mengizinkan, subhanallah....
itulah terkadang ada banyak hal yang tidak perlu kita menunggu landasan untuk beralasan namun cukup dengan ketulusan karenaNya maka biar Allah yang memasukkan balasan-balasan itu ke dalam hati ini...
begitulah saya merasa manis sekali nikmatNya
berharap Engkau selalu merdhoi apa yang hamba lakukan sampai nyawa hidupku habis batasnya, dan jika sudah habis maka izinkanlah ilmu yang saya peroleh dapat tetap mengalir walaupun ditinggal jasadnya.


Malam


ku bawa arah mataku kepada suatu yang mengingatkan pada masa lalu
karena masa lalu itulah yang membawaku sampai sekarang
dengan merasakan suatu kenikmatan
salah satu kenikmatan termanis itu adalah merasakan rasanya sadar
sadar kalau kita adalah seorang anak yang dilahirkan ibu dan bapak
dan kita menyayanginya
sadar kalau kita adalah seorang anak yang memiliki saudara
lalu kita menyayanginya
sadar kalau kita memiliki teman
pun kita menyanginya
sadar kalau Allah telah memberikan kesempatan hidup sampai sekarang
dan apakah kita sudah mensyukurinya
sadar banyak mata yang memandang kita
lalu kita juga melihatnya
tentunya mereka memandang karena ada harapan yang dititipkan
dan itulah apakah kita sadar atau dalam pura-pura
tapi sangat sadar bahwa kita sempurna pandangan untuk mendengar apalagi untuk melangkah
siapa yang merasa tak merasa lelah
siapa yang merasa tak jenuh dalam titik tertentu
siapa yang merasa selalu sanggup
siapa yang dalam langkahnya pernah berhenti
tak ada...
akupun juga merasakannya
saat-saat itulah berjalanlah sampai kamu benar-benar tidak bisa berjalan lagi,,,
lalu kamu menjatuhkan tubuhmu dalam sandaran
yang aku sendiri juga tak tahu dimana sandaran itu letaknya saat kamu menyandarkan tubuhmu
tapi aku dapat merasakannya karena sandaran itu terasa
saat bersimpuh di atas sajadah menemanimu kala malam itu

Bawa bersama hujan

Dalam rintik dan derasnya mengalirkan banyak cerita
dalam turun sejuknya juga berharap turun keberkahanNya
dan sebenarnya aku ingin berlama-lama menikmatimu hujan
tapi sadar bahwa kamu juga punya waktu untuk bersama
dan aku rindu sekali kepadaMu dalam suasana hujan