Malam yang penuh makna menurut saya, malam yang yang membuat saya memilih dari banyaknya anak-anak yang membawa payung.
Menunggu hujan di stasiun di malam itu dengan teman-teman dengan banyak pengalaman yang diceritakan tetapi hujanpun tak kunjung reda begitupun suara perut yang tak kunjung reda
akhirnya saya bersama teman-teman memutuskan untuk berpindah tempat dari stasiun kereta ke stasiun makanan ditengah derasnya hujan yang mengguyur, dan tempatnya cukup jauh jika kondisi hujan karena di seberang depan di keramaian kota itu
sebelum pindah tempat pada saat kita bercerita mataku tertuju pada banyaknya anak-anak pembawa payung yang sebelumnya sayapun banyak menjumpai tapi malam itu adalah malam terlama saya melihat mereka dan saya seperti merasakan menggigilnya tangan, kaki dan bibirnya
kitapun berjalan dan meninggalkan stasiun, teman-teman di depan sudah membawa payungnya sendiri dan begitulah saya yang suka teledor kalau terburu-buru suka sering lupa bawa ini bawa itu bahkan hal yang pentingpun bisa saya tinggalkan gara-gara terburu-buru :D
Selangkah demi selangkah yang penuh hati-hati di tengah derasnya huja untuk keluar dari kerumunan orang yang sedang berteduh
dan semakin mendekati banyak anak-anak pembawa payung namun
di depan tepat mereka saya harus tetap memilih kan
di dalam waktu yang singkat itu saya memilih seorang anak yang tidak kebanyakan omong menurut saya hehehe...di tengah perjalanan saya sambil membawa payungnya dia, dia bejalanan melihat saya, sesekali dia melihat saya lagi, dia di belakang kemudian ke depan lagi melihat saya...sayapun tidak tahu mengapa dia berjalan ke depan dan melihat saya, apa mungkin saya mirip dengan seseorang yang dia kenal, dan uang yang dikasihpun yang sengaja saya lipat-lipat kecil tidak dilihatnya hanya senyuman yang lebar dan terimaksih dan berlarilah dia melihat saya kembali, ya mungkin saya mirip kakaknya...
6 Oktober 2013
Menunggu hujan di stasiun di malam itu dengan teman-teman dengan banyak pengalaman yang diceritakan tetapi hujanpun tak kunjung reda begitupun suara perut yang tak kunjung reda
akhirnya saya bersama teman-teman memutuskan untuk berpindah tempat dari stasiun kereta ke stasiun makanan ditengah derasnya hujan yang mengguyur, dan tempatnya cukup jauh jika kondisi hujan karena di seberang depan di keramaian kota itu
sebelum pindah tempat pada saat kita bercerita mataku tertuju pada banyaknya anak-anak pembawa payung yang sebelumnya sayapun banyak menjumpai tapi malam itu adalah malam terlama saya melihat mereka dan saya seperti merasakan menggigilnya tangan, kaki dan bibirnya
kitapun berjalan dan meninggalkan stasiun, teman-teman di depan sudah membawa payungnya sendiri dan begitulah saya yang suka teledor kalau terburu-buru suka sering lupa bawa ini bawa itu bahkan hal yang pentingpun bisa saya tinggalkan gara-gara terburu-buru :D
Selangkah demi selangkah yang penuh hati-hati di tengah derasnya huja untuk keluar dari kerumunan orang yang sedang berteduh
dan semakin mendekati banyak anak-anak pembawa payung namun
di depan tepat mereka saya harus tetap memilih kan
di dalam waktu yang singkat itu saya memilih seorang anak yang tidak kebanyakan omong menurut saya hehehe...di tengah perjalanan saya sambil membawa payungnya dia, dia bejalanan melihat saya, sesekali dia melihat saya lagi, dia di belakang kemudian ke depan lagi melihat saya...sayapun tidak tahu mengapa dia berjalan ke depan dan melihat saya, apa mungkin saya mirip dengan seseorang yang dia kenal, dan uang yang dikasihpun yang sengaja saya lipat-lipat kecil tidak dilihatnya hanya senyuman yang lebar dan terimaksih dan berlarilah dia melihat saya kembali, ya mungkin saya mirip kakaknya...
6 Oktober 2013
harusnya mereka lgi dirumah, blajar atau mlakukan hal lain. Luar biasa ya, masi anak2 tpi dah berjuang nyari mkan sndiri :D sering2 ae mbak ktinggalan payung e, mayan bagi2 rejeki ke mreka :P
BalasHapusada saja cara Allah membagi rizki kepada makhluknya :)
Hapus