Perjalanan yang akan berhenti kelak dalam doaku…

9 comments

Bukan rumah tepatnya tapi tempat singgah sementara tepatnya
persinggahan yang layak dalam pikirannya jika perjalanan lelah menghampirinya
tanpa jendela dan pintu tak masalah dalam persinggahanya
agar bisa melihat orang yang lewat menjadi motivasinya
untuk tetap berjalan dan berhenti kelak di suatu tempat yang layak nantinya
tanpa jendela dan pintu tak masalah dalam persinggahanya
karena dalam persinggahan sementaranya mereka tak mau menjadi peminta-minta
agar tak berhenti memberi pelajaran untuk generasinya
Karena tak aku dengar suara yang keras dan mata yang tajam dari mereka tuk anaknya
melainkan pelukan yang menghangatkan dan bahasa nurani yang begitu lembut darinya
apa yang tersirat dari cara memberikan sesuatu kepada dua buah hatinya
apa yang tersirat dari mereka yang secara adil menjaga dua buah hatinya
dan buatku itu adalah pelajaran berharga tuk generasinya
karena akan terekam betul dalam pikiran anaknya
sehingga menjadi bekal tuk menemukan tempat yang layak
yang layak untuk berhenti…

9 komentar:

  1. that's great ay,, lanjutkan,,,

    terkdang mereka lah yg lebih mengajrkan arti kasih sayang yang sesungguhnya diatas penderitaan hidup yang mereka jalani,, dan mereka lah yg mempunyai keluhuran dibanding mereka para peminta-minta wkakakka kata2 ku sok bijak,, aq gk isok merangkai kata2 ay,,,,


    disaat keadaan mereka terhimpit hanya kasih sayang yg berlimpah,,, beda dengan orang2 yang terhimpit kasih sayang justru harta mereka yg berlimpah,,, dan keseringan harta menjadikannya lupa akan yang namanya kasih sayang,,,

    BalasHapus
  2. hehe btubetubetul teh... dan mereka adalah pelajaran berharga buat kita :)

    BalasHapus
  3. Kasih sayang tak mampu terukir dengan harta!
    Bisa saja mereka merasa cukup dengan apa yang ada, seperti yang dikatakan Rasulullah bahwa kemewahan dapat terukir dari sebuah kesederhanaan.

    Hmm, pesan yang halus dan menyentuh. aku suka isi dari tulisan ini, tapi tidak untuk cara penyampaiannya (maaf). Jangan terlalu memaksa penempatan kata "a" diakhir penulisan, itu membuat kesan "membosankan".

    Maaf, tentu aku bukan ahli sastra. Namun untuk memberi saran, apa salah?

    salam kenal yah Alif Kholifatul Jannah :)

    Titip do'a untuk meraka, dari Allah untuk hambanya.

    BalasHapus
  4. trimaksih telah ikut membca tulisan saya dan juga thank atas kritikannya yang bersajak a,a,a,a :D

    BalasHapus
  5. Itulah "rumah" mereka. Ruang dimana mereka bisa memberi makna dan berbagi kehangatan. Sederhana saja. Namun, bukankah itu rumah yang sebenarnya? Ruang dimana kita bisa merasakan ketentraman. Ruang yang selalu memanggil tuk "pulang"..

    BalasHapus
  6. ini ni sebuah keluarga yang hebat,
    bertahan di ramainya sebuah kota, tnpa mengemis.
    salut . semoga mereka selalu di lindungi oleh-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin semoga kita termsuk orang yg bsa membrikan solusi2 untuk mereka...trimksih telah berkunjung..

      Hapus
  7. Benar mbak alif... Lewat mereka kita bisa lebih menghargai hidup kita... :)

    BalasHapus

Monggo....^_^